Masing-Masing Kekurangan Visual Studio Code dan Sublime Text 3

Diluar sana saya yakin sudah banyak sekali testimoni atau review mengenai keunggulan yang dimiliki oleh VS Code (Visual Studio Code) dan Sublime Text 3. Hanya saja saya jarang menjumpai testimoni atau pendapat yang lebih jujur dari masing-masing editor tersebut.

Sebagai seorang Full Stack Developer, disini saya akan coba berbagi beberapa pendapat mengenai kekurangan dari masing-masing IDE / editor yang terkenal ini (VS Code dan Sublime Text 3). Sebagai informasi tambahan bahwa saya menggunakan MacOS untuk keseharian, maka dari itu yang bisa saya bahas disini adalah aplikasi yang bisa berjalan di MacOS.

Sublime Text 3

Pertama saya akan coba berbagi pengalaman tentang apa kekurangan dari Sublime Text 3, perlu kalian ketahui bahwa saya sudah menggunakannya sejak sekitar tahun 2012, dan masih saya pakai sampai sekarang.

FTP / SFTP Explorer (Sublime Text 3)

Hal ini merupakan kekurangan dari Sublime Text 3, yaitu Sublime Text 3 belum mempunyai fitur FTP / SFTP Explorer yang user-friendly, dan juga belum ada plugin yang mampu menyediakan fitur ini sebagus FTP / SFTP Explorer yang dimiliki Coda 2 atau plugin yang dimiliki VS Code.

Kalian harus klik kanan pada area editor, kemudian pilih SFTP – Browse Serve kemudian pilih file yang kalian inginkan untuk dimodifikasi, begitu seterusnya satu per satu file.

Plugin FTP / SFTP Explorer terbaik di Sublime Text 3.
Coba bandingkan dengan ini, frame kanan adalah SFTP Explorer dari Coda 2.

Bracket Highlight (Sublime Text 3)

Hal kedua yang menurut saya merupakan kekurangan dari Sulime Text 3 adalah bracket highlight. Fitur bawaan Sublime Text, membuat kita para developer tidak mudah untuk mencari mana bracket awal dan akhir dari suatu barisan kode, karena animasi atau penandanya yang sangat kecil menurut saya.

Memang ada plugin yaitu BracketHighlighter, plugin ini saya rasa cukup bagis hanya saja plugin ini memiliki keterbatasan jumlah karakter yang bisa dijangkau olehnya. Jika kalian punya file source code dengan jumlah baris ribuan, plugin ini tidak akan berfungsi maksimal.

Visual Studio Code (VS Code)

Dan sekarang saya akan coba berpendapat mengenai apa yang menurut saya kurang di IDE atau editor ini (disamping lebih banyak hal yang saya suka dari VS Code tentunya).

Syntax Highlighting

Meskipun hal ini kalian rasa sepele, tapi saya yakin bahwa kalian akan jauh lebih terbantu jika fitur ini ada dan bekerja dengan baik. Terutama bagi saya sebagai seorang Full Stack Developer, yang mana tidak menutup kemungkinan barisan kode HTML dicampur dengan Javascript, CSS dan PHP dalam satu file yang sama. Akan sangat membantu jika bisa dengan mudah mengetahui mana yang merupakan barisan kode PHP, HTML dan lainnya di sebuah file.

Inilah alasan pertama yang saya kurang suka dari VS Code, dia tidak bisa mengidentifikasi dengan baik mana yang merupakan kode HTML dan mana yang bukan HTML.

Ditambah lagi, jika kita punya file dengan ekstensi .php, kemudian di dalamnya terdapat sintaks non PHP, maka fungsi autocomplete yang dikenali hanya daftar fungsi yang dimiliki PHP, tidak yang lain. Coba bayangkan, dalam sebuah file ada bagian PHP dan ada bagian lain yang HTML/CSS/JS, kemudian ingin modifikasi di bagian CSS dan kalian lupa sintaks CSS apa yang seharusnya kalian ketik, autocomplete tidak berfungsi, saya yakin kalian juga akan dibuat pusing atau tidak nyaman.

Penutup

Itulah pendapat saya tentang Sublime Text 3 dan VS Code, masing-masing punya fitur yang kita butuhkan dan masing-masing punya kekurangan. Semoga artikel ini bisa bermanfaat bagi kalian yang ingin mencoba salah satu atau dua editor diatas.

Leave a Reply